Bakteri dan Jamur di Pakaian Bekas dan Tips
Mencegah Penularannya
Tak diragukan lagi, di Indonesia
pakaian bekas amat diminati dan penjualannya sudah cukup menjamur. Stan penjualannya
sangat mudah ditemukan di hampir setiap sudut kota, pasar tradisional hingga
pinggiran jalan.
Namun, baru-baru ini rumor tentang bakteri
dan jamur berbahaya pada pakaian bekas membuat banyak pihak tersentak. Bagaimana
tidak ? fakta bahwa pakaian bekas menjadi solusi penampilan bagi kalangan atas
hingga menengah ke bawah ialah nyata, terutama diminati karena image luar negerinya selain bahan
berkualitas dan harganya yang terjangkau.
Spontan, tingginya minat masyarakat
terhadap pakaian bekas kini berkurang pasca berita tentang bakteri dan jamur berbahaya
pada pakaian bekas beredar.
Hasil laboratorium terhadap 25
sampel pakaian bekas yang diambil di Pasar Senen, Jakarta, Desember 2014 lalu,
ditemukan hampir seluruh pakaian mengandung bakteri dan jamur penyebab berbagai
penyakit dengan total koloni hampir 216.000 koloni bakteri per gram.
“Ada Kandungan bakteri E.coli bakteri penyebab diare dan
gangguan pencernaan, S.aureus bakteri
penyebab bisul, jerawat dan infeksi luka. Juga terdapat Jamur kapang dan khamir
seperti Aspergillus sp dapat
menyebabkan gatal-gatal hingga infeksi pada saluran kelamin,” tutur Widodo,
seperti dilansir Detik.com, Rabu (4/2).
Menurut Dokter Spesialis Kulit, Ratna Komala Dewi, Penyakit
kulit yang rentan tertular karena menggunakan pakaian bekas adalah jamur. Kulit
bisa terasa gatal hingga menimbulkan bercak merah maupun putih seperti panu.
Bakteri maupun jamur itu biasanya menumpuk pada bagian lipatan seperti ketiak
hingga selangkangan”
Penularan penyakit lewat pakaian
bekas ini sesungguhnya akan terjadi apabila pakaian tidak dicuci bersih sebelum
dipakai. Fakta ini diungkapkan oleh praktisi kesehatan Dr dr Ari Fahriari Syam,
SpPD-KGEH, MMB. Ia mengatakan bahwa penyakit kulit seperti gatal bisa saja
terjadi kalau pakaian bekas langsung dipakai. Baju bekas sebelum dipakai tentu
harus dicuci terlebih dahulu, seperti direndam di air antiseptik atau air panas
untuk membunuh virus dalam pakaian.
Selain itu, dr Ari juga mengatakan
bahwa isu penyebaran virus penyebab HIV/AIDS lewat pakaian bekas tidak akan
dapat ditularkan lewat pakaian. Pasalnya, penularan hanya bisa terjadi apabila
terdapat kontak seperti pertukaran darah atau cairan tubuh dan hubungan
seksual.
Nah, berikut Tips Mencegah
Penularan Penyakit lewat pakaian bekas:
Pakaian baru maupun bekas harus dilakukan pencucian sebelum pemakaian guna
menghindari pencemaran bakteri . pakaian baru bisa saja telah tercemar bakteri
dan jamur yang berterbangan di udara bahkan jika sebelumnya telah dicoba oleh
berbagai orang sebelum kita membelinya
Wadah mencuci pakaian bekas harus dipisah dengan pakaian kotor lainnya.
Rendamlah dengan satu wadah menggunakan air panas hingga 100 derajat celcius
untuk membunuh kuman dan bakteri, selain itu tambahkan sabun dan cairan
antiseptik, untuk pakaian bekas berwarna putih bisa ditambah bahan pemutih yang
cukup kuat membunuh bakteri hingga jamur, kemudian bilas hingga bersih.
Setelah itu, jemur pakaian dan seterika panas juga dapat membunuh bakteri.
Sejumlah cara ini bisa mencegah risiko penularan penyakit. Hindari pemakaian dengan
kondisi lembab.
Demikian bahaya penularan penyakit dari pakaian bekas dan tips mencegahnya,
semoga bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar