Senin, 09 Februari 2015

Bakteri di pakaian bekas

Bakteri dan Jamur di Pakaian Bekas dan Tips Mencegah Penularannya



Tak diragukan lagi, di Indonesia pakaian bekas amat diminati dan penjualannya sudah cukup menjamur. Stan penjualannya sangat mudah ditemukan di hampir setiap sudut kota, pasar tradisional hingga pinggiran jalan.



Namun, baru-baru ini rumor tentang bakteri dan jamur berbahaya pada pakaian bekas membuat banyak pihak tersentak. Bagaimana tidak ? fakta bahwa pakaian bekas menjadi solusi penampilan bagi kalangan atas hingga menengah ke bawah ialah nyata, terutama diminati karena image luar negerinya selain bahan berkualitas dan harganya yang terjangkau.



Spontan, tingginya minat masyarakat terhadap pakaian bekas kini berkurang pasca berita tentang bakteri dan jamur berbahaya pada pakaian bekas beredar.



Hasil laboratorium terhadap 25 sampel pakaian bekas yang diambil di Pasar Senen, Jakarta, Desember 2014 lalu, ditemukan hampir seluruh pakaian mengandung bakteri dan jamur penyebab berbagai penyakit dengan total koloni hampir 216.000 koloni bakteri per gram.



“Ada Kandungan bakteri E.coli bakteri penyebab diare dan gangguan pencernaan, S.aureus bakteri penyebab bisul, jerawat dan infeksi luka. Juga terdapat Jamur kapang dan khamir seperti Aspergillus sp dapat menyebabkan gatal-gatal hingga infeksi pada saluran kelamin,” tutur Widodo, seperti dilansir Detik.com, Rabu (4/2).



Menurut Dokter Spesialis Kulit, Ratna Komala Dewi, Penyakit kulit yang rentan tertular karena menggunakan pakaian bekas adalah jamur. Kulit bisa terasa gatal hingga menimbulkan bercak merah maupun putih seperti panu. Bakteri maupun jamur itu biasanya menumpuk pada bagian lipatan seperti ketiak hingga selangkangan”



Penularan penyakit lewat pakaian bekas ini sesungguhnya akan terjadi apabila pakaian tidak dicuci bersih sebelum dipakai. Fakta ini diungkapkan oleh praktisi kesehatan Dr dr Ari Fahriari Syam, SpPD-KGEH, MMB. Ia mengatakan bahwa penyakit kulit seperti gatal bisa saja terjadi kalau pakaian bekas langsung dipakai. Baju bekas sebelum dipakai tentu harus dicuci terlebih dahulu, seperti direndam di air antiseptik atau air panas untuk membunuh virus dalam pakaian.



Selain itu, dr Ari juga mengatakan bahwa isu penyebaran virus penyebab HIV/AIDS lewat pakaian bekas tidak akan dapat ditularkan lewat pakaian. Pasalnya, penularan hanya bisa terjadi apabila terdapat kontak seperti pertukaran darah atau cairan tubuh dan hubungan seksual.



Nah, berikut Tips Mencegah Penularan Penyakit lewat pakaian bekas:



Pakaian baru maupun bekas harus dilakukan pencucian sebelum pemakaian guna menghindari pencemaran bakteri . pakaian baru bisa saja telah tercemar bakteri dan jamur yang berterbangan di udara bahkan jika sebelumnya telah dicoba oleh berbagai orang sebelum kita membelinya



Wadah mencuci pakaian bekas harus dipisah dengan pakaian kotor lainnya. Rendamlah dengan satu wadah menggunakan air panas hingga 100 derajat celcius untuk membunuh kuman dan bakteri, selain itu tambahkan sabun dan cairan antiseptik, untuk pakaian bekas berwarna putih bisa ditambah bahan pemutih yang cukup kuat membunuh bakteri hingga jamur, kemudian bilas hingga bersih.

Setelah itu, jemur pakaian dan seterika panas juga dapat membunuh bakteri. Sejumlah cara ini bisa mencegah risiko penularan penyakit. Hindari pemakaian dengan kondisi lembab.



Demikian bahaya penularan penyakit dari pakaian bekas dan tips mencegahnya, semoga bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar